Ustadz Sam’ani Sya’roni (USS): Dekan FUAD UIN Gus Dur Pekalongan Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Hong Kong untuk Pekerja Migran Indonesia

Hong Kong, 3 November 2024 – Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Ustad Sam’ani Sya’roni (USS), melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) bertaraf internasional di Hong Kong pada Ahad, 3 November 2024. Pengabdian masyarakat ini difokuskan pada pemberian motivasi dan pencerahan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di wilayah tersebut, berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Hong Kong.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di *Dompet Dhuafa Hong Kong, Flat D, 3/F, Lei Shun Court, 116 Leighton Road, Causeway Bay, Hong Kong, Ustadz Sam’ani menyampaikan ceramah yang sangat inspiratif sekaligus menghibur. Dengan gaya bicara yang santai dan penuh humor, ia berhasil membuat audiens terhibur, namun tetap mendapatkan esensi dari pesan-pesan yang dibawanya. Ustadz Sam’ani menekankan bahwa bekerja keras mencari nafkah adalah bagian dari jihad dan merupakan bentuk ibadah jika dilaksanakan dengan niat yang baik. Ia mengajak para PMI untuk senantiasa menguatkan “3 I”: **Iman, Ilmu, dan Income*.

“Iman itu menjadi pegangan dan kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan hidup di negeri orang, Ilmu adalah bekal untuk terus berkembang dan memberikan manfaat, dan Income adalah buah dari kerja keras yang diikhtiarkan dengan tulus,” ungkap USS.

Ceramah ini tidak hanya menghibur tetapi juga memotivasi para PMI agar tetap semangat dan produktif. Banyak PMI yang merasa lebih ringan dan termotivasi untuk menghadapi rutinitas bekerja di luar negeri dengan hati yang lebih ikhlas dan optimis.

Program ini menunjukkan komitmen FUAD UIN Gus Dur Pekalongan dalam mendukung masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri, dengan melakukan kegiatan pengabdian yang memberikan dampak langsung dan nyata. Ustad Sam’ani menegaskan bahwa kegiatan semacam ini akan terus digalakkan guna memberikan dukungan moral dan spiritual bagi PMI di berbagai negara.

Kasubdit Bimbingan Jamaah Haji Kemenag RI Paparkan Peran Pembimbing Manasik Haji di Sertifikasi Profesional UIN K.H. Abdurrahman Wahid

Pekalongan, 27 Oktober 2024 – Dr. H. Khalilurrahman, M.A., QIA., CRMO., Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji dan Dirjen PHU, hadir sebagai pemateri dalam acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh Profesional yang diselenggarakan oleh UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Dalam materinya, ia membahas secara mendalam tentang tugas dan fungsi pembimbing manasik haji dalam mendampingi calon jemaah, dengan fokus pada peningkatan kualitas pembinaan dan pengalaman spiritual jemaah haji. Acara ini diadakan pada 22-28 Oktober 2024 di Hotel Parkside Mandarin, Kota Pekalongan.

Dr. Khalilurrahman menekankan pentingnya pemahaman yang kuat terkait tata cara ibadah haji serta sikap empati yang tinggi sebagai bekal seorang pembimbing. “Pembimbing manasik haji tidak hanya memberikan arahan teknis, tetapi juga harus mampu menguatkan spiritualitas calon jemaah,” ungkapnya. Beliau juga menggarisbawahi bahwa pembimbing haji profesional harus terus meningkatkan kompetensi agar dapat menghadapi berbagai situasi yang mungkin muncul di Tanah Suci.

Acara ini turut dimoderatori oleh Dr. H. Muhandis Azzuhri, M.A., yang memfasilitasi diskusi antara pemateri dan peserta sertifikasi. Diskusi berjalan interaktif dengan para peserta yang terdiri dari calon pembimbing manasik haji dan umroh, yang antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait pendekatan pembinaan jemaah yang efektif.

Sertifikasi ini diharapkan mampu mencetak pembimbing yang tidak hanya memahami aspek syariat ibadah haji, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi dan pendampingan yang optimal. Dengan kegiatan ini, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan berkomitmen meningkatkan profesionalisme pembimbing haji dan umroh, demi tercapainya pengalaman haji yang berkualitas bagi seluruh jamaah.

Pewarta: Adib, Editor: Syam

Dr. Arsad Hidayat Sampaikan Kebijakan Pembinaan dan Perlindungan Jamaah Haji di Sertifikasi Pembimbing Manasik di Pekalongan

Pekalongan, 24 Oktober 2024 – Dr. H. Arsad Hidayat, Lc., M.A., Direktur Bina Haji, DJPHU Kementerian Agama Republik Indonesia, hadir sebagai pembicara utama dalam acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh Profesional yang diadakan di Hotel Parkside Mandarin Pekalongan. Acara ini diselenggarakan oleh UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan dan dihadiri oleh para calon pembimbing haji dan umroh dari berbagai daerah. Dalam kesempatan ini, Dr. Arsad Hidayat menyampaikan materi bertema Kebijakan Pembinaan, Pelayanan, dan Perlindungan Jamaah Haji, yang sangat relevan bagi para pembimbing yang akan terjun langsung melayani jemaah.
 Dalam pemaparannya, Dr. Arsad Hidayat menyoroti pentingnya aspek pembinaan, mulai dari persiapan manasik hingga pemahaman mendalam tentang rangkaian ibadah haji dan umroh. Menurutnya, seorang pembimbing tidak hanya harus memahami teknis pelaksanaan haji, tetapi juga harus bisa membimbing jemaah dalam memahami makna spiritual di balik setiap ritual. Ia menekankan bahwa tujuan utama adalah membekali jemaah dengan pemahaman yang mendalam agar dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan lancar.
Selain pembinaan, Dr. Arsad juga membahas pentingnya pelayanan dan perlindungan yang memadai bagi jemaah. “Tugas kita adalah memastikan setiap jemaah merasa nyaman, aman, dan terlindungi selama perjalanan ibadah,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa berbagai kebijakan baru telah diterapkan oleh Kementerian Agama untuk memperkuat sistem perlindungan bagi jemaah, termasuk dalam hal kesehatan dan keamanan. Hal ini, menurutnya, menjadi salah satu prioritas utama yang harus diperhatikan oleh para pembimbing di lapangan.

Sesi ini diakhiri dengan tanya jawab interaktif, di mana para peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait tantangan yang mungkin dihadapi saat melayani jemaah haji dan umroh. Dr. Arsad berharap agar sertifikasi ini dapat mencetak pembimbing yang kompeten dan berdedikasi tinggi, sehingga kualitas pelayanan terhadap jemaah haji semakin meningkat.

Pewarta : Adib ‘Aunillah Fasya

Peran Dakwah Digital di Era Modern, Prof. Dr. Sam’ani Tekankan Pentingnya Inovasi

Kudus, 23 Oktober 2024 – Dalam rangkaian acara Da’wah Communication Festival (Dacomfest) 2024 yang diadakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Sam’ani, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, menyampaikan pentingnya dakwah digital sebagai respons terhadap perkembangan zaman.

Mengusung tema “Da’wah Creativity In The Digital Era,” Prof. Sam’ani menggarisbawahi bagaimana pendekatan dakwah harus menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi untuk menjangkau audiens lebih luas. “Model dakwah harus berkembang seiring zaman. Tentu, dakwah dari panggung ke panggung tetap dibutuhkan karena memberikan kehadiran langsung. Namun, jika kita bicara jangkauan, dakwah digital jauh melampaui batas itu,” jelasnya.

Beliau menambahkan bahwa audiens yang bisa dijangkau melalui panggung maksimal sekitar seribu orang, sedangkan dakwah melalui platform digital, baik media sosial maupun televisi, dapat merangkul jutaan pendengar. “Saya pernah diundang di sebuah acara televisi dengan audiens langsung sekitar 50-100 orang, tetapi yang menonton se-Indonesia bahkan hingga mancanegara,” ujar Prof. Sam’ani, menekankan besarnya dampak dari dakwah digital.

Festival yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai institusi ini bertujuan untuk menggali kreativitas dakwah di era digital dan menginspirasi para pendakwah muda untuk memanfaatkan teknologi dalam menyebarkan pesan-pesan agama.

Laksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal, FUAD UIN Gus Dur Gelar Rapat Tinjauan Manajemen

Pekalongan – Dalam rangka pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Gus Dur adakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) pada Senin (21/10/2024) di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung FUAD. Continue reading “Laksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal, FUAD UIN Gus Dur Gelar Rapat Tinjauan Manajemen”

Jurnal Religia UIN Gus Dur Lakukan FGD Pengelolaan Jurnal bersama JSIAH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta targetkan Indeksasi Jurnal Bereputasi Internasional

Yogyakarta (21/10) – Tim editor Jurnal Religia melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) Tata Kelola Jurnal dan Strategi Peningkatan Indeksasi Jurnal Bereputasi Internasional bersama tim JSIAH (Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al Qur’an dan Hadis) yang bertempat di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin, 21 Oktober 2024.

Kegiatan FGD tersebut diselenggarakan sebagai salah satu usaha bagi pengelola jurnal Religia dalam rangka peningkatan kualitas jurnal. Sebagai jurnal yang paling awal dimiliki Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur), Religia saat ini terakreditasi SINTA 2, dan ke depan pengelola berharap Religia dapat meningkatkan indeksasi menjadi Scopus.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, UIN Gus Dur Pekalongan, Prof. Dr. KH. Sam’ani, M. Ag., menyampaikan, Jurnal Religia ini sudah ada sejak tahun 1997, dan sekarang sudah mencapai SINTA 2, sehingga sudah waktunya untuk Go Internasional. “Peningkatan reputasi jurnal Religia tentunya akan berdampak luas pada kinerja universitas maupun pengembangan dan diseminasi ilmu pengetahuan yang berkembang di UIN Gus Dur, khususnya Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah,” Jelasnya.

Sementara, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. H. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum., berharap hasil dari pertemuan ini akan membawa Jurnal Religia semakin terdepan. “Semoga nanti Jurnal Religia akan melampaui JSIAH karena biasanya yang belajar itu justru melampaui yang memberikan ilmu,” ungkap Robby.

Acara tersebut dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama tentang Pengelolaan Proses Indeksasi Internasional dengan narasumber Nafisatul Mu’awwanah, M.A. Sesi kedua, Panduan Submit pada Database Scopus yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Akmaluddin, M. S. I. Dan sesi terakhir adalah Standar Artikel Scopus oleh Asep Nahrul Musadad, S.Th.I, M.Ag. Hasil dari FGD ini diharapkan membawa Jurnal Religia terindeksasi scopus.

Acara ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi pengelola jurnal ilmiah sehingga meningkatkan kualitas jurnal dan mendorong pertumbuhan pengelolaan jurnal di lingkungan UIN Gus Dur Pekalongan. Selain itu, acara ini menjadi forum berbagi pengalaman, pemikiran, dan praktik terbaik dalam strategi peningkatan indeksasi jurnal scopus.

Tim Asesor BAN-PT Lakukan Asesmen Lapangan untuk Prodi Ilmu Hadis UIN Gus Dur

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) lalukan Asesmen Lapangan untuk Program Studi Ilmu Hadis (ILHA) pada Rabu, 16 Oktober 2024 di Ruang Pertemuan Lantai 2 Gedung Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Kampus 2 UIN Gus Dur, Kajen.

Pelaksanaan Assesmen Lapangan dilakukan oleh asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Prof. Dr. Uswatun Hasanah, M. Ag. dari Universitas Islam Negeri Raden Patah Palembang dan Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph. D. dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Pembukaan Assesmen Lapangan ini dihadiri secara lengkap oleh jajaran pimpinan UIN Gus Dur diantaranya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Prof. Dr. H. Maghfur, M Ag., Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Drs. Moh. Muslih, Ph. D., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Prof. Dr. H. Muhlisin, M. Ag., Ketua Senat Dr. Amat Zuhri, M.Ag., Ketua LPM Dr. Tri Astutik Haryati, M. Ag., beserta tim, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Prof. Dr. H. Sam’ani, M.Ag., beserta Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III, serta seluruh pimpinan program studi di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Turut hadir pula para dosen, stakeholder, alumni, dan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Hadis.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M. Ag., menegaskan bahwa prodi ILHA adalah program studi unggulan dan menjadi ciri khas dari UIN.  “Assesmen Lapangan merupakan momentum untuk perbaikan dan meningkatkan mutu prodi Ilmu Hadis, dimana prodi ILHA ini menjadi satu-satunya program studi yang dimiliki oleh UIN di wilayah pantura dan hanya dimiliki oleh UIN Gus Dur Pekalongan,” ujar Prof. Zaenal.

Senada dengan Rektor, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Prof. Dr. H. Sam’ani, M.Ag., menungkapkan bahwa Program Studi Ilmu Hadis merupakan salah satu prodi kebanggaan di UIN Gus Dur. “Di beberapa UIN tetangga tidak ada Prodi Ilmu Hadis, Prodi Ilmu Hadis juga memiliki program unggulan yakni program kader pesantren,” ungkapnya. Prof. Sam’ani menuturkan beberapa pesantren di luar Pulau seperti Jambi juga meminta sosialisasi dan MoA dengan UIN Gus Dur terkait Prodi ILHA.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, UIN Gus Dur optimis dapat meraih akreditasi unggul untuk Prodi llmu Hadis, sebagai wujud dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi yang unggul dalam keilmuan. Kegiatan AL dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan LED (Laporan Evaluasi Diri) dan LKPS (Laporan Kinerja Program Studi) yang telah dikirimkan dengan kondisi di lapangan oleh asesor.

Sementara itu, Prof. Dr. Uswatun Hasanah, M. Ag., selaku lead asesor menyampaikan bahwa ia dan Prof. Siti Aisyah, M. Ag., Ph. D., sebagai tim asesor keduanya berasal dari program studi Ilmu Hadis dan berharap prodi Ilmu Hadis UIN Gus Dur memperoleh hasil yang maksimal.

“Kunjungan kami kesini hanya sekedar untuk mengonfirmasi dari apa yang tertulis, sudah kami baca semua dan hasilnya baik, namun ada beberapa hal yang ingin kami konfirmasi. Mari kita sama-sama saling berkoordinasi dan semoga apa yang kita cita-citakan Ilmu Hadis menjadi yang terbaik dalam keilmuan yang menjadi ciri khas UIN,” ungkapnya. (DP)

 

Tingkatkan Pengetahuan Islam di Negara Lain, FUAD UIN Gus Dur Pekalongan Kunjungi HAYBA Academy Singapore

Singapore – Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan mengunjungi HAYBA Singapore dalam rangka meningkatkan pengetahuan seputar Islam di negara Singapore pada Kamis, 26 September 2024.

HAYBA Singapore, merupakan sebuah lembaga yang bertujuan untuk memberdayakan asatizah di Singapore yang mampu berperan lebih efektif dalam membangun masyarakat unggul di era yang sangat menantang saat ini. Lembaga ini merupakan suatu agency yang berdiri sendiri, bukan di bawah naungan Pemerintah Singapore.

Selain menjadi lembaga untuk memberdayakan asatizah di Singapura, HAYBA juga menjadi wadah untuk mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam dalam memudahkan seluruh anggota masyarakat agar memperoleh pendidikan agama yang bermutu dan memadai. HAYBA juga mengembangkan perekonomian asatizah dan masyarakat Islam agar terlibat aktif dalam mengembangkan perekonomian dunia dan menghasilkan sistem dan produk yang baik dan halal di Singapura.

Dalam kunjungan ini, HAYBA memberikan materi mengenai Islam di Singapura. Materi pertama disampaikan oleh Muhd. Solihin selaku Direktur Pelatihan, dan dilanjutkan materi kedua disampaikan oleh Dr. Badrul Fatah, Lc, MA, selaku Direktur Konsultasi.

Pada pembukaan acara, Wakil Dekan III, Dr. H. Muhandis Azzuhri, Lc, MA., menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak HAYBA yang telah menerima rombongan FUAD UIN Gus Dur untuk belajar mengenai Islam di Singapura. Dalam sambutannya, Muhandis menyampaikan antusias dan ketertarikan pada lembaga keislaman yang ada di Singapura. Muhandis juga berharap agar kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa terkait moderasi beragama di Singapaura.

“Harapan dari kunjungan ini adalah menambah wawasan mahasiswa terkait model moderasi beragama bagi komunitas Islam di Singapura yang menjunjung toleransi dan persaudaraan, persamaan hak dan kewajiban atas dasar humanis universal,” harap Muhandis.

Pada kesempatan yang sama, Badrul Fatah menjelaskan bahwa toleransi di Singapura sangatlah tinggi, negara tersebut menerapkan hidup harmonis dalam beragama.

“Di Singapura itu sangat harmoni, dengan harmoni kita lebih enak berkomunikasi. Jadi orang-orang yang keras tidak bisa masuk Singapura,” tutur Badrul.

Setelah pemaparan materi oleh pihak HAYBA, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab oleh rombongan FUAD UIN Gus Dur. Seluruh perwakilan dosen dan mahasiswa yang hadir sangat antusias untuk bertanya banyak hal mengenai Islam di Singapura. Kunjungan tersebut diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada pihak HAYBA sebagai tanda terima kasih dan ditutup dengan sesi foto bersama. (Kharisma Shafrani)

Partisipasi Mahasiswa UIN Gus Dur dalam International Student Mobility Program di Bangkok: Menguatkan Hubungan Indonesia-Thailand melalui Pendidikan dan Budaya

Sembilan mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan mengikuti program International Student Mobility di Bangkok, Thailand, yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 23 September. Program ini merupakan langkah strategis dari UIN Gus Dur untuk memperkenalkan budaya dan eksistensi kampus di panggung internasional. Mahasiswa yang terpilih melalui seleksi ketat ini adalah Raihan Kumala, Dimas Nur Afif, Sabiq, Devina Aisyah, Dzatil Bayani, Winasari, Nely Haliza, Hana Ariani, dan Desi Lestari. Mereka diharapkan mampu membawa nama baik UIN Gus Dur dan Indonesia melalui serangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan.

Pada tiga hari pertama, mahasiswa ini didampingi oleh para dosen UIN Gus Dur yang bertugas sebagai presenter dalam konferensi internasional bertajuk “The 2nd International Conference of International Islamic College Bangkok” yang diadakan di Krirk University. Para dosen tidak hanya bertindak sebagai pengawal, tetapi juga memberikan panduan kepada mahasiswa terkait kegiatan akademik dan diplomatik yang mereka jalani. Setelah konferensi selesai, para dosen kembali ke Indonesia, dan sembilan mahasiswa ini kemudian didampingi oleh Mr. Suwansukhum Jatuporn, seorang peneliti dari Chula University, untuk melanjutkan program mereka.

Salah satu acara utama yang diikuti oleh mahasiswa ini adalah “Business Matching Indo-Thai”, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membangun pemahaman dan kolaborasi antara mahasiswa dari Indonesia dan Thailand. Dalam acara ini, Raihan Kumala dan Devina Aisyah dari UIN Gus Dur bertindak sebagai presenter, sementara Ameena dan Nai’em dari IICB Krirk University menjadi perwakilan Thailand. Pada sesi pertama, kedua pihak memaparkan karakteristik umum dan produk unggulan dari masing-masing negara. Indonesia, misalnya, menonjolkan beberapa produk potensial yang dapat diekspor, seperti kopi, tekstil, dan kerajinan tangan. Sementara Thailand memfokuskan pada produk-produk agrikultur dan teknologi.

Pada sesi tanya jawab, Sabiq dari UIN Gus Dur sempat bertanya tentang sistem perpajakan di Thailand, sedangkan dari pihak Krirk University, dekannya mengajukan pertanyaan tentang proses pembuatan Kopi Luwak, salah satu produk unggulan Indonesia. Diskusi berlangsung aktif dan mendalam, dengan kedua belah pihak saling berbagi pandangan dan pengalaman hingga mencapai kesepahaman mengenai potensi kerja sama yang bisa dikembangkan di masa depan.

Selain acara “Business Matching”, sembilan mahasiswa UIN Gus Dur juga terlibat dalam program “Muslim Community”, di mana mereka mengunjungi beberapa lembaga pendidikan Islam di Bangkok dan Ayutthaya. Program ini berfokus pada pengajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Al-Qur’an dalam Bahasa Arab kepada komunitas setempat. Raihan Kumala, Winasari, dan Nely Haliza bertanggung jawab mengajar Bahasa Indonesia, sementara Devina Aisyah, Sabiq, dan Dzatil Bayani mengajar Bahasa Inggris. Dimas Nur Afif, Desi Lestari, dan Hana Ariani mengajar Al-Qur’an dalam Bahasa Arab. Pengajaran ini disambut dengan antusias oleh komunitas Muslim setempat, yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang bahasa dan budaya Indonesia, serta memperdalam pemahaman mereka tentang Islam.

Program ini diadakan dua kali dalam dua minggu, dengan sesi pertama berlangsung di sebuah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di pinggiran kota Bangkok, dan sesi kedua di sekolah Islam terpadu di Ayutthaya. Selain mengajar, mahasiswa juga berinteraksi dengan masyarakat lokal, memperluas wawasan mereka tentang kehidupan komunitas Muslim di Thailand dan memperkuat hubungan antarnegara melalui pendidikan dan budaya.

Di sela-sela kegiatan utama, mahasiswa UIN Gus Dur juga mengikuti berbagai kegiatan tambahan, seperti menghadiri kelas di universitas, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan mengenal kebudayaan lokal Thailand. Mereka sempat berkunjung ke beberapa tempat ikonik di Bangkok, seperti Grand Palace dan Wat Arun, serta menjelajahi pusat perbelanjaan terkenal di kota tersebut. Ini memberi mereka kesempatan untuk tidak hanya belajar tentang dunia akademik, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka dengan mengenal kehidupan sosial dan budaya Thailand secara langsung.

Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi mahasiswa, baik dalam hal pengetahuan akademik, pengalaman internasional, maupun jaringan global yang mereka bangun selama mengikuti program. Keseluruhan program ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya UIN Gus Dur untuk semakin mengukuhkan posisinya di dunia internasional, sekaligus mempererat hubungan antara Indonesia dan Thailand di bidang pendidikan, budaya, dan ekonom.

Penulis: M.R. Kumala Putra, Devina Aisyah Vidyadari, dan Dimas Nur Afif

Tim Peneliti FUAD UIN Gus Dur Kolaborasi Riset Internasional dengan YAMAS Singapore

Singapura – Sejumlah dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Gus Dur kunjungi Yayasan Makrifatulllah Sedunia (YAMAS) Indonesia Cawangan Singapore pada tanggal 26-27 September 2024. Agenda kunjungan tersebut untuk melakukan kolaborasi riset sekaligus diskusi tentang kajian ilmu keislaman dan dakwah Bersama Ustadz Hussien bin Abdul Latiff.

Tim peneliti dosen FUAD UIN Gus Dur terdiri dari Dr. Maskhur M.Ag, Cintami Farmawati M.Psi., Psikolog,  Dr. M. Rifa’i Subhi M.Pd.I dan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Dr. H. Miftahul Ula, M.Ag. Tim peneliti FUAD diterima secara langsung oleh Ustadz Hussien bin Abdul Latiff selaku Pengazas YAMAS Singapore.

Dalam pembukaan acara, Dr. Miftahul Ula menyampaikan tujuan FUAD UIN Gus Dur berkunjung ke YAMAS adalah untuk belajar secara langsung praktik dakwah sufistik secara internasional.

Dr. Miftahul Ula menyebut, selain belajar secara langsung tentang praktik dakwah sufistik, kunjungan ke YAMAS Singapore juga bertujuan untuk melakukan riset kolobarasi dengan pihak YAMAS. Ia berharap melalui kunjungan ini, dapat memperkuat budaya riset kolaborasi secara internasional dan dapat menghasilkan riset yang berkualitas.

Sementara itu, Ustadz Hussien bin Abdul Latiff dalam paparannya menyatakan Ilmu Makrifatullah bukanlah ilmu yang tinggi karena orang biasa asal berakal sehat bisa mencapai pandangan Makrifat ini.

Ustadz Haji Hussien bin Abdul Latiff mengungkapkan Allah SWT di alam azali sudah mengenalkan Diri-Nya kepada jiwa kita (QS al-A’raf: 172). “Maka yang pertama mengajar tasawuf adalah Allah SWT dan Dia memakrifatkan kita supaya tidak ada alasan tidak menyembah-Nya karena tidak mengenali-Nya,” sambung Ustadz Hussien bin Abdul Latiff.

Sesi diskusi berlangsung dengan intens di mana para peserta diskusi saling tanya jawab dengan Ustadz Hussien bin Abdul Latiff. Ustadz Hussien bin Abdul Latiff mewakili YAMAS Singapore berharap ke depan silaturahmi dan kolaborasi antar ke dua belah pihak dapat terus terjalin. (DP)