FUAD UIN Gus Dur Sukses Selenggarakan ICRCS Kedua, Undang Berbagai Pakar dari Luar Negeri

Filsuf, pakar Gender dan Hermeneutika asal Amerika Serikat Prof. Amina Wadud Ph.D mengungkapkan kehadiran universitas bukan untuk menjadi media pemaksaan terhadap ide atau pemikiran orang lain, melainkan untuk menjadi media pertukaran ide secara bebas.

Hal ini Amina Wadud sampaikan pada acara The 2nd International Conference on Religion, Culture, and Spirituality for Moslem Society (ICRCS) yang diadakan pada Selasa, (12/09/2023) di Hotel Dafam Kota Pekalongan. ICRCS diadakan oleh Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Gus Dur dan dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan umum dan kalangan akademik.

Pada acara tersebut, Prof. Amina Wadud menjadi narasumber pada sesi pleno pertama bersama dengan Guru Besar UIN Sunan Gunung Djadi Bandung Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, MA, CHRA.

Pada paparannya, Prof. Amina Wadud menyebut universitas harus diposisikan menjadi pusat dari produksi pengetahuan dan pendidikan Islam. Produksi pengetahuan ini juga meliputi penyebaran ide-ide demokrasi, dan pluralisme agama yang juga merupakan warisan dari Gus Dur.

“Dengan memiliki pengetahuan yang utuh kita menjadi versi terbaik diri kita sendiri yang selaras dengan pemikiran Gus Dur yang menyebut Islam saat ini terus berkembang baik dari segi ekonomi, politik, hingga sosial,” ucap Prof. Amina.

Prof. Amina menambahkan bahwa Islam selaiknya dapat dijadikan sebagai motivasi untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak menutup pintu penalaran independen intelektual (ijtihad). Seorang Muslim harus memiliki metode berpikir yang kritis dan terus dapat menjadikan Islam sebagai inspirasi ilmu baru sebagai tugas suci.

Prof. Amina Wadud yang menyelesaikan studi S3nya di bidang studi Islam dan studi Arab Universitas Michigan tersebut turut menceritakan pengalamannya sebagai mualaf. Ia menerangkan tertarik mempelajari Islam setelah membaca Al Quran dalam bahasa Inggris. Setelah menjadi mualaf saat menempuh sarjana, ia memutuskan untuk belajar Islam secara serius.

Hingga saat ini tercatat beberapa karya buku dari Prof. Amina Wadud yaitu Inside the Gender Jihad (2006), Once in a Lifetime (2022), dan yang paling fenomenal yaitu Qur’an and Women (1992). Fokus penelitian Prof. Amina Wadud adalah pada kajian Al Quran, Tafsir, Hermeneutika, Gender dan Seksualitas. (DP)