Sesi Pleno Lanjutan ICRCS II Hadirkan Narasumber Pakar dari Mesir dan Thailand

Di sesi pleno II hari pertama penyelenggaraan acara The 2nd International Conference on Religion, Culture, and Spirituality for Moslem Society (ICRCS) FUAD menghadirkan dua narasumber pakar ternama, pertama Prof. Dr. Hasan Yousuf dari Suez Canal University Egypt dan kedua adalah Asst. Prof. Dr. Abdurrohman Chapakiya dari Islamic Studies and Law Fatoni University Thailand.

Kegiatan ini diadakan pada Selasa tanggal 12 September 2023 di Hotel Dafam Kota Pekalongan. ICRCS merupakan program dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Disampaikan melalui aplikasi Zoom Meeting, penyampaian materi oleh Prof. Dr. Hasan Yousuf dan Asst. Prof. Dr. Abdurrohman Chapakiya dimoderatori oleh Dr. Arif Chasanul Muna, LC. MA. Materi yang disampaikan oleh Prof. Abdurrohman diawali dengan penyampaian terkait sejarah masuknya agama islam di Patani, Thailand.

Ia menceritakan tentang sejarah karya-karya ilmiah di Thailand, sejarah pengajian-pengajian serta sejarah penulisan kitab di Thailand. Kemudian ia juga menyampaikan bahwa Pondok memerankan peran penting dalam kemajuan islam, dari pondok dilahirkan tokoh-tokoh pendakwah maupun tokoh penting yang berperan dalam masyarakat luas. Prof. Abdurrohman menyampaikan bahwa perkembangan islam di Thailand cukup signifikan, sudah ada orang-orang muslim yang menduduki jabatan penting dalam masyarakat.

Beralih pada pemateri selanjutnya, pemaparan yang disampaikan oleh Prof. Hasan menitikberatkan pada Kajian Keislaman Al Hikmah Al Ijtimaiah. Ada beberapa poin inti dalam menghadapi tantangan yang luar biasa yang dihadapi oleh kajian keislaman sekarang ini, pertama yaitu perlu penataan ulang terkait kajian keislaman terutama yang ada kaitannya dengan kajian Al Hikmah Al Ijtimaiah.

Kedua perlu penekanan terkait pendekatan keislaman yang dikembangkan oleh berbagai pendidikan tinggi terutama di universitas-universitas Islam. Ketiga perlu penyiapan SDM yang unggul dalam berbagai bidang profesi, mulai dari bidang pendidikan, sosial, maupun pemerintahan, di mana tempat tersebut memang diperlukan agar diisi oleh orang-orang yang memiliki dan menerapkan nilai keislaman.

Keempat pentingnya berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman saat pemahaman asing masuk dan mempengaruhi nilai-nilai Islam tersebut. Kelima kita hendaknya menyebarluaskan dan menyampaikan kajian nilai-nilai keislaman di masyarakat luas, sehingga nilai keislaman ini dapat diterapkan oleh semua aspek masyarakat di berbagai bidang kehidupan.

Prof. Hasan juga menegaskan terkait pentingnya penerapan keadilan dan kesetaraan, hal ini dikarenakan dengan penerapan keadilan dan kesetaraan dapat menghindarkan kita dari kekacauan. Penerapan keadilan dalam hal ini dalam kesetaraan gender juga sudah diterapkan di Mesir maupun di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya perempuan-perempuan yang sudah menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan, pendidikan, maupun bidang lainnya.

Di akhir pemaparan Prof. Hasan menyampaikan bahwa nilai-nilai islam ini bersifat universal, sehingga di manapun kita berada hendaknya bisa menerapkan nilai–nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat.


Reporter: Hanif Ardiansyah  ♦ ♦  Editor: Dimas Prasetya